Sunday, April 20, 2025

ads

ads

headlines

    9:42

Slider

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]


CIKAOKINFO- Rencana pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump di Singapura pada 12 Juni 2018 makin menunjukkan kepastian setelah kedua negara terus melakukan negosiasi dan persiapan matang.

Militer AS pun mulai menggeser kekuatan militernya di Okinawa Jepang dengan cara menyiagakan sejumlah jet tempur siluman F-22 Raptor dan kapal-kapal induk di Laut Pasifik guna melakukan pengawalan terhadap Presiden Trump.

Sementara tim aju dari Korut juga sudah datang ke Singapura untuk menyiapkan akomodasi bagi Kim Jong Un yang rencananya akan menginap di Hotel Shangr-La.

loading...

Pihak Singapura sendiri yang harus bertanggung-jawab terhadap keamanan pemimpin dari dua negara yang sedang menjadi perhatian dunia internasional itu juga telah bersiap.

Demi menjamin keamanan, Singapura telah menyiapkan sistem pengamanan maksimal dengan cara mengerahkan pasukan Gurkha yang sangat terkenal keganasannya.

Sebagai negara anggota Persemakmuran Inggris, Singapura diperkuat oleh sekitar 2000 pasukan Gurkha yang dalam kesehariannya bertugas secara polisional (paramiliter).

Meski sesungguhnya pasukan Gurkha merupakan pasukan tempur terlatih yang disiapkan untuk melaksanakan tugas-tugas militer.

Kehadiran pasukan Gurkha yang merupakan para petarung dari daerah pegunungan Nepal dengan penampilan low profile itu tetap saja memberikan kesan ganas dan brutal.

Pasalnya selain bersenjata senapan serbu siap tembak setiap pasukan Gurkha juga dilengkapi dengan senjata andalan tradisionalnya berupa pisau Kurki berukuran besar dan sangat tajam.

loading...

Konon pisau Kurki yang sesungguhnya merupakan sabitnya orang Nepal itu jika sudah dikeluarkan dari sarungnya harus ‘meminum darah’ dulu sebelum dimasukkan ke sarungnya lagi.

Tapi sesungguhnya pisau Kurki para personel Gurkha merupakan senjata dan sekaligus alat tradisional orang Nepal yang berfungsi serba guna karena biasa digunakan untuk menyabit rumput dan tidak perlu ‘meminum darah’ setelah dikeluarkan dari sarungnya.

Para pasukan Gurkha yang merupakan pemuda-pemuda gunung yang sudah terbiasa naik turun gunung sambil membawa beban berat secara alamiah memang memiliki fisik dan stamina tangguh.

Maka ketika mereka dilatih secara militer oleh Inggris, secara otomatis juga akan menjadi pasukan tempur yang mumpuni.

Tapi dalam peperangan yang sesungguhnya kemenangan tempur tidak hanya ditentukan oleh fisik yang tangguh dan persenjataan mutakhir melainkan juga oleh taktik serta strategi tempurnya.

Pasukan Indonesia (TNI) sebenarnya sudah pernah berhadapan dengan pasukan gabungan Inggris dan Gurkha dalam Operasi Dwikora (1964) yang berlangsung di Kalimantan Utara.

Dalam suatu pertempuran sengit di daerah Munti, pasukan TNI yang terdiri dari dua peleton anggota Yonil Linud 328 Kostrad di bawah pimpinan Serma M Darto berhasil menewaskan sekitar 25 personel pasukan lawan.

Sementara di pihak pasukan Linud 328, dua personelnya gugur pada pertempuran yang berlangsung di malam hari dan dalam jarak dekat.

Kemenangan pasukan Linud 328 menunjukkan bahwa pasukan Gurkha yang terkenal ganas ternyata bisa dihancurkan melalui taktik dan strategi tempur yang tepat.

Padahal saat itu pasukan Linud 328 sedang dalam kondisi kekurangan logistik bahan makanan dan juga kelelahan karena sudah berhari-hari berpatroli di dalam hutan lebat.

Jaga Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un

Pertemuan bersejarah Donald Trump dan Kim Jong Un tinggal menghitung hari.
Pertemuan yang rencananya digelar di Singapura ini pun digadang-gadang akan melibatkan standar keamanan maksimum.

Maklum, pertemuan ini melibatkan 2 negara yang selama ini dikenal bermusuhan.
Tapi, pasukan keamanan mana yang akan menjaga pertemuan ini?
Bukan tentara elit Amerika Navy SEALS, atau pasukan khusus Inggris SAS, yang dipercaya menjaga pertemuan ini.

Tapi Kontingen Gurkha, polisi elit Singapura yang dipercaya mengawal momen ini.
Dikutip dari Reuters, informasi ini diperoleh dari seorang pejabat pemerintahan Singapura.
Para pasukan dari Kontingen Gurkha, akan ditugaskan untuk menjaga area di sekitar gedung pertemuan, hotel para diplomat menginap, dan jalanan.

Tanda-tanda dipilihnya para pasukan Gurkha untuk tugas 'berat' ini sudah terlihat dari situasi sehari-hari.
Bila sebelumnya jarang terlihat, kecuali di situasi tertentu, kini para pasukan Gurkha sudah berseliweran di jalanan pusat kota Singapura.
Para pasukan Gurkha terlihat berjaga dengan peralatan komplet : rompi anti-peluru, senapan serbu khusus buatan Belgia, FN SCAR, dan pistol yang terselip di lutut.

Tak lupa, senjata tradisional khas Gurkha, sebuah khukri, sebuah parang berbentuk khas asal Nepal.
"Mereka adalah hal terbaik yang bisa ditawarkan Singapura terkait keamanan, dan saya yakin mereka dilibatkan dalam pertemuan ini," ujar Tim Huxley, pakar militer dari International Institute for Strategic Studies (IISS).

Dari data IISS, kepolisian Singapura diyakini mempekerjakan 1.800 orang tentara Gurkha.
Hidup Menyendiri

Huxley menyebut pasukan Gurkha merupakan orang-orang terlatih yang sangat kuat.
Mereka dikenal dengan kemampuan bela diri yang baik, diambil dari suku Gurkha, yang turun temurun punya darah petarung.

Mereka bukan asli orang Singapura, melainkan dari Nepal.
Sejak usia 18 atau 19, mereka diimpor ke Singapura, lalu dilatih dengan keras dan super disiplin.
Pasukan Gurkha, yang juga disebut GC atau Gurkha Contingent, biasanya ada di negara-negara bekas jajahan Inggris.

Selain Singapura, mereka juga ada di India dan Brunei.
Kepolisian Singapura menyebut mereka 'tangguh, cermat, dan cepat'. Mereka bekerja di berbagai operasi paramiliter, untuk menjaga keamanan Singapura. Gaya hidup mereka tak boleh sembarangan.

Mereka bahkan tinggal berkelompok di daerah khusus, yang disebut Mount Vernon Camp, jauh dari kota.
Tak ada satu pun warga sipil yang bisa masuk pemukiman mereka.

Para istri dan anak-anak pasukan Gurkha harus menjalani hidup serba disiplin.
Pukul 22.30 waktu setempat, tak boleh ada aktivitas di dalam rumah. Tak ada listrik atau apapun.
Pasukan Gurkha, juga dilarang menikah dengan warga lokal Singapura.



Share/Bagikan Artkel ini..
«
Next
Hanya Karna Tolak Tawaran Minum Miras, Anggota TNI di Tusuk Hingga Tewas Oleh 8 Oknum Brimob
»
Previous
Mesir Resmi Melarang Muslimah Kenakan Cadar, Indonesia Kapan??
Pages 22123456 »