ads

ads

Slider

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5



CIKAOKINFO,- CEMBURU itu perlu, tapi jangan berlebihan. Sungkowo, 35, dari Surabaya ini contohnya.

Karena terlalu cemburu gara-gara bininya suka dilirik orang, rumahtangga jadi sering
cekcok. Karena istrinya, Indri, 30, sempat purik tinggalkan rumah, akhirnya Sungkowo
memilih bercerai saja. Bini cantik makan hati, katanya.

Lelaki cap apapun selalu mendambakan beristri wanita yang cantik dan semlohai seperti
pemain bintang sinetron sejuta episode. Padahal ketika cita-cita itu kesampaian, tak
semuanya berujung bahagia.

loading...

Jika tak bisa mengendalikan emosi dan cemburu, berbini cantik justru selalu makan hati.
Apakah kalau begitu lebih baik kawin saja sama Limbuk atau Cangik?

Sungkowo sebetulnya termasuk lelaki mujur. Wajah pas-pasan, cenderung standar belum
pakai velg racing, tapi berhasil memiliki istri yang secantik bidadari yang baru blusukan ke
bumi.

Teman-temannya pun suka bingung apa resepnya bisa berbini istimewa itu. Jawab
Sungkowo sepele saja, “Yang penting kamu santun, seiman dan okeh ngoceh!”




Tapi apakah karena bini cantik itu menjadikan Sungkowo bahagia lahir batin? Ternyata
tidak. Dari kepuasan lahir memang terpenuhi, karena ibarat makan selalu dapat nasi putih
menul-menul yang tersaji di piring kembang. Maka tak mengherankan, baru 5 tahun
menikah anak sudah tiga, maklum produksi perusahaan digeber terus!

Tapi batin Sungkowo sangat menderita. Pasalnya, setiap ngajak bini jalan-jalan keluar
rumah, di jalan istrinya selalu dilirak-lirik lelaki. Rasanya dia ingin nyuleg mata lelaki yang
mata keranjang itu. Tapi apa alasannya? Wong dia melirik sampai jereng pun juga pakai
mata sendiri, bukan pinjam punya orang.

Yang suka bikin Sungkowo tambah sebel, Indri istrinya terlalu ramah sama orang.
Gampang senyum, tertawa, pokoknya selalu ceria di depan publik. Sungkowo sering
mengingatkan, jangan terlalu memberi hati pada lelaki.

loading...

Tapi alasan istrinya, itulah bagian dari kiat pergaulan dan bermasyarakat. “Pergaulan,
pergaulan…., lama-lama kamu digauli baru rasa!” kata Sungkowo kesal sekali.

Puncak kecemburuan itu terjadi sebulan lalu, ketika teman SMA Indri main ke rumah dan
kemudian pada sel.

Habis itu kok lain hari sering kontak-kontakan. Sungkowo
mengingatkan bahayanya intervensi perusahaan asing, tapi ujung-ujungnya malah ribut.
“Kalau begini mendingan kita cerai sajalah.” Kata istri kesal.


Habis itu Indri benar-benar purik, kembali ke rumah orangtuanya. Itu bukan hanya sehari
dua hari, tapi berminggu-minggu. Tentu saja sebagai suami Sungkowo jadi kelimpungan,
karena ibarat Vespa lama tak “ngetap olie”.

Pernah disusul ke rumah mertua di Benowo, tapi Indri tetap tak mau pulang. Yakin bahwa
istri sudah tak mau diajak gabung kembali, akhirnya dia menggugat cerai ke Pengadilan
Agama Surabaya. Dia sudah merelakan bila Indri nanti dipersunting lelaki lain.

Share/Bagikan Artkel ini..
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Top